Loading...
Jumlah Pengunjung: 0 (hari ini), 0 (bulan ini)
0 (hari ini), 0 (bulan ini)
021-87901255

Survei Batimetri di Taman Nasional Karimunjawa

2023-04-06

Tahun 2023 sudah berjalan satu triwulan ya guys. Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai, Badan Informasi Geospasial (PPKLP BIG) memiliki tugas dan kewajiban untuk menyediakan data dasar kelautan dan lingkungan pantai, salah satunya adalah menyediakan data batimetri.

Yuk simak…

Survei Batimetri di Taman Nasional Karimunjawa

Taman Nasional Karimunjawa terletak di sebelah utara pulau Jawa dan merupakan bagian dari Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Sejak tahun 2001 wilayah ini ditetapkan sebagai KAWASAN TAMAN NASIONAL yang menjadi habitat penting bagi biota laut dan pesisir pantai. Nah inilah lokasi yang akan menjadi wilayah survei batimetri tahun 2023.

Survei batimetri dilakukan untuk mendapatkan data kedalaman laut di wilayah Taman Nasional Karimunjawa. Target survei ini adalah untuk mendapatkan data batimetri dan model elevasi digital wilayah laut dengan ketelitian yang dibutuhkan pada pemetaan skala 1: 50.000 dan/atau lebih besar. Ketersediaan data ini menjadi penting karena menjadi acuan bagi pemangku kepentingan dalam pengembangan wilayah laut dan pesisir di Kawasan Taman Nasional ini”, jelas Yosef, Kepala Pusat PKLP.

 

Gambar: Area of Interest survei Batimetri 2023

 

 

Nah apa saja yang akan dilakukan?

Pelaksanaan survei batimetri tentunya terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan survei dengan merujuk pada standar Survei Hidrografi Internasional (IHO-S44 Ed-6 2020). Adapun survei utama yang akan dilakukan adalah survei batimetri dengan menggunakan alat Singlebeam Echosounder (SBES) dan Multibeam Echosounder (MBES). Kedua alat ini memiliki fungsi yang sama yaitu mengukur kedalaman perairan. Bedanya adalah sonar yang dipancarkan dari masing-masing alat tersebut.

 

Gambar: Singlebeam echosounder (kiri) dan Multibeam echosounder (kanan)

(Illustration Credit: NOAA)

 

 

Mungkin akan muncul pertanyaan, KENAPA menggunakan kedua alat tersebut? Berikut disampaikan ilustrasi dan penjelasannya.

 

 

Gambar: Ilustrasi Pembagian Area Survei

 

Dilihat dari ilustrasi diatas, bahwa akan dibagi menjadi dua area survei. Area 1 merupakan lokasi yang disurvei menggunakan alat Multibeam Echosounder (MBES) dengan cakupan area dihitung sejauh 1000 meter dari garis pantai ke arah laut. Kemudian Area 2 disurvei menggunakan alat Singlebeam Echosounder (SBES) dimulai dari area perairan >1000 meter dari garis pantai dengan jarak antar lajur survei  500 meter. Tidak hanya untuk mendapatkan data kedalaman laut saja, akan tetapi juga untuk mendapatkan data profil kedalaman. Profil kedalaman yang dimaksud terutama wilayah pesisir agar menghasilkan DEM pesisir yang terintegrasi dengan DEM darat. Sesuai dengan target dan sasaran dari kegiatan survei ini. Itulah alasannya kenapa menggunakan alat tersebut. Kedua alat ini saling melengkapi bukan?

 

Survei batimetri tidak hanya berupa kegiatan pemeruman saja, namun dilengkapi dengan survei-survei pendukung lainnya seperti survei pengamatan pasang surut (pasut), pengukuran kecepatan gelombang suara di dalam laut, pengukuran titik kontrol dan survei levelling untuk menghitung beda tinggi antara tinggi pada titik kontrol dengan stasiun pasut. Tinggi hasil pengamatan pasut inilah yang akan menjadi referensi nilai kedalaman hasil pemeruman dengan data ketinggian di darat.

 

Terdapat satu stasiun pasut permanen milik BIG yang telah terpasang di bagian utara pulau Karimunjawa, yaitu di pulau Kamojan dan rencana akan dibangun alat pengamat pasut tambahan yang bersifat temporal di sekitar lokasi lain seperti di pulau Parang dan dekat dermaga ASDP pulau Karimunjawa.


Gambar: Lokasi stasiun pasut eksisting dan rencana di Taman Nasional Karimunjawa

 Nah.. untuk diketahui, survei batimetri di Taman Nasional Karimunjawa ini rencananya akan dilaksanakan selama 4 bulan pada Mei-Agustus tahun 2023. Pemilihan waktu survei berdasarkan prediksi musim ideal untuk mengunjungi Taman Nasional Karimunjawa. Musim ideal menurut bahasa awam diasumsikan bahwa gelombang laut cukup bersahabat untuk berlayar sehingga saat survei kapal minim mengalami goyangan. Harapannya, selain data yang dihasilkan lebih berkualitas karena sedikit noise, keamanan dan keselamatan bagi surveyor juga tetap menjadi prioritas.

 

Simak perjalanan survei kami pada cerita selanjutnya…

0 (hari ini), 0 (bulan ini) 0 (hari ini), 0 (bulan ini)